Part 1
Kemaren pas hari kamis saya berencana untuk mendownload lagu2 baru dan memasukkannya ke dalam hape saya. Maklum semenjak jadi wanita kurir saya tidak pernah punya waktu mengubek-ubek google. Dan kemarin menurut saya adalah waktu yang tepat. Pagi-pagi saya mulai searching lagu dan men-downloadnya secara brutal (maling.. maling..maling) Setelahnya saya mengambil hape saya dan berniat memasukkan lagu2 baru tersebut kemudian saya sadar memori hape saya tak lagi cukup menampung lagu baru dan itu berarti saya harus membuang beberapa lagu agar lagu baru tersebut bisa masuk. Hampir satu jam saya memilih-milih lagu yang akan saya hapus hingga akhirnya saya sadar tak ada lagu yang ingin saya hapus. Kemudian saya terdiam dan mulai berfikir sesuatu, entah dari mana awalnya hingga akhirnya saya merasa kepala saya seperti memori hape saya. Kepala saya begitu penuh sesak dengan kenangan hingga akhirnya tak ada hal-hal baru bisa masuk ke dalamnya. Saya seperti terpaku pada wajah-wajah lama hingga tak ada tempat untuk wajah baru. Mungkin seharusnya saya bisa ikhlas membuang ingatan lama agar saya bisa menampung ingatan baru. Seperti kata Raditya Dika dalam bukunya "manusia setengah salmon" yang mengatakan bahwa, " salah satu penyebab orang jomblo lama adalah cintanya habis di mantan" Kasiaaaaaaaaaaaaaaaan -_-
Part 2
Jatuh cinta diam-diam itu seperti jatuh cinta sama KIM HEECHUL. Otak saya sedang terinfeksi oleh kuman yang namanya lebih aneh dari kuman apapun di dunia ini. Namanya $#@$#%#%$ yang tidak tau apa itu bisa cari di google. Sudah lama rasanya saya jatuh ke dalam lembah gelap yang namanya "jatuh cinta diam-diam".) Melihatnya diam-diam, memperhatikannya diam-diam, mencuri fotonya diam-diam. Jatuh cinta diam-diam itu juga sama kayak bicara ma tembok, sebanyak apapun saya ngomong si tembok tetep aja diam (dasar budeg!!)
Kebiasaan saya kalo pas buka facebook adalah " Log in-home-profil-profil *@#&(@* dan Log out". Begitulah saya seperti terjebak dalam rutinitas bodoh tentangnya. Diam-diam memperhatikannya, melihat fotonya hingga mata saya kesemutan, membaca statusnya dan berharap itu untuk saya meski akhirnya harapan itu berakhir dengan menelan ludah, melihatnya kesepian meski saya tak bisa menemani,melihatnya jatuh tanpa bisa mengulurkan tangan untuknya. Meski ada kalanya saya ikut bahagia ketika melihatnya tertawa disana. Rasanya ini benar-benar bodoh mengingat dia disana tak bisa melihat saya. Dan dalam keadaan ini saya merasa saya adalah hantu -_-'.
Saya sering membenamkan kepala saya di selimut dan berfikir tentang kenyataan yang indah, tentang suatu saat nanti ketika bersama saya akan menceritakan padanya tentang kebodohan-kebodohan yang saya lakukan. Misalnya menjadi penguntit dunia maya-nya. Dan dia akan berkata "Hahaha saya juga" ohhh.. indahnya.
Kenyataannya mungkin saya hanya harus membuang keinginan itu dan menggantinya dengan yang lebih realistis. Misalnya ketika saya bilang seperti itu dia akan bilang "wah ternyata kamu cewek aneh"
Sampai sekarang saya masih seperti ini dan entah hingga kapan. Hingga mungkin nanti akhirnya saya lelah dan melupakan ini.
Part 3
Definisi kebahagiaan seseorang dengan orang lain benar-benar berbeda. Bagi saya definisi kebahagiaan itu sendiri masih berupa tanda tanya. Entahlah so far saya masih bingung dengan arti kebahagiaan itu sendiri. Ketika saya masih SD saya akan bahagia ketika teman-teman saya tidak menjauhi saya karena sebab yang tidak masuk akal. Sampai sekarang saya masih suka bingung kenapa ya dulu saya suka diBOMBE rame-rame? haha atau ketika ibu saya mengajak saya duduk di depan rumah sambil melihat bintang. Ketika SMP definisi kebahagiaan itu berganti menjadi ketika saya duduk nongkrong nggak jelas bersama teman-teman saya yang bagi kebanyakan orang terlihat sebagai "trouble maker"atau ketika ibu saya datang menjemput saya pulang dari rumah nenek saya. Ketika SMA definisi kebahagiaan berganti menjadi "melihatnya" melihatnya bermain basket dibawah hujan, melihatnya tertidur di kelas dengan handuk dikepalanya, melihatnya lewat di depan kelas meski tak pernah menyapa, melihatnya tersenyum menerima permen saya. Ah cerita SMA:) atau diwaktu saya mendengar suara ibu saya di telfon. Ketika Kuliah arti kebahagiaan itu sendiri seolah-olah berganti menjadi sesuatu yang bebas. Saya bahagia ketika saya bisa melompat pagar dan keluar. Saya bahagia ketika saya tidak peduli dengan perasaan saya, saya bahagia ketika saya tidak peduli dengan keadaan sekeliling saya atau ketika ibu saya menelfon dan mengatakan "saldo ATM" hingga akhirnya saya tak benar-benar tau apa itu bahagia. Pada dasarnya definisi "bahagia" menurut saya akan selalu berubah mengikuti perjalanan saya. Dan tidak ada yang permanen.
Untuk kali ini kebahagiaan itu mungkin adalah melihat senyum ibu saya untuk saya...
Kemaren pas hari kamis saya berencana untuk mendownload lagu2 baru dan memasukkannya ke dalam hape saya. Maklum semenjak jadi wanita kurir saya tidak pernah punya waktu mengubek-ubek google. Dan kemarin menurut saya adalah waktu yang tepat. Pagi-pagi saya mulai searching lagu dan men-downloadnya secara brutal (maling.. maling..maling) Setelahnya saya mengambil hape saya dan berniat memasukkan lagu2 baru tersebut kemudian saya sadar memori hape saya tak lagi cukup menampung lagu baru dan itu berarti saya harus membuang beberapa lagu agar lagu baru tersebut bisa masuk. Hampir satu jam saya memilih-milih lagu yang akan saya hapus hingga akhirnya saya sadar tak ada lagu yang ingin saya hapus. Kemudian saya terdiam dan mulai berfikir sesuatu, entah dari mana awalnya hingga akhirnya saya merasa kepala saya seperti memori hape saya. Kepala saya begitu penuh sesak dengan kenangan hingga akhirnya tak ada hal-hal baru bisa masuk ke dalamnya. Saya seperti terpaku pada wajah-wajah lama hingga tak ada tempat untuk wajah baru. Mungkin seharusnya saya bisa ikhlas membuang ingatan lama agar saya bisa menampung ingatan baru. Seperti kata Raditya Dika dalam bukunya "manusia setengah salmon" yang mengatakan bahwa, " salah satu penyebab orang jomblo lama adalah cintanya habis di mantan" Kasiaaaaaaaaaaaaaaaan -_-
Part 2
Jatuh cinta diam-diam itu seperti jatuh cinta sama KIM HEECHUL. Otak saya sedang terinfeksi oleh kuman yang namanya lebih aneh dari kuman apapun di dunia ini. Namanya $#@$#%#%$ yang tidak tau apa itu bisa cari di google. Sudah lama rasanya saya jatuh ke dalam lembah gelap yang namanya "jatuh cinta diam-diam".) Melihatnya diam-diam, memperhatikannya diam-diam, mencuri fotonya diam-diam. Jatuh cinta diam-diam itu juga sama kayak bicara ma tembok, sebanyak apapun saya ngomong si tembok tetep aja diam (dasar budeg!!)
Kebiasaan saya kalo pas buka facebook adalah " Log in-home-profil-profil *@#&(@* dan Log out". Begitulah saya seperti terjebak dalam rutinitas bodoh tentangnya. Diam-diam memperhatikannya, melihat fotonya hingga mata saya kesemutan, membaca statusnya dan berharap itu untuk saya meski akhirnya harapan itu berakhir dengan menelan ludah, melihatnya kesepian meski saya tak bisa menemani,melihatnya jatuh tanpa bisa mengulurkan tangan untuknya. Meski ada kalanya saya ikut bahagia ketika melihatnya tertawa disana. Rasanya ini benar-benar bodoh mengingat dia disana tak bisa melihat saya. Dan dalam keadaan ini saya merasa saya adalah hantu -_-'.
Saya sering membenamkan kepala saya di selimut dan berfikir tentang kenyataan yang indah, tentang suatu saat nanti ketika bersama saya akan menceritakan padanya tentang kebodohan-kebodohan yang saya lakukan. Misalnya menjadi penguntit dunia maya-nya. Dan dia akan berkata "Hahaha saya juga" ohhh.. indahnya.
Kenyataannya mungkin saya hanya harus membuang keinginan itu dan menggantinya dengan yang lebih realistis. Misalnya ketika saya bilang seperti itu dia akan bilang "wah ternyata kamu cewek aneh"
Sampai sekarang saya masih seperti ini dan entah hingga kapan. Hingga mungkin nanti akhirnya saya lelah dan melupakan ini.
Part 3
Definisi kebahagiaan seseorang dengan orang lain benar-benar berbeda. Bagi saya definisi kebahagiaan itu sendiri masih berupa tanda tanya. Entahlah so far saya masih bingung dengan arti kebahagiaan itu sendiri. Ketika saya masih SD saya akan bahagia ketika teman-teman saya tidak menjauhi saya karena sebab yang tidak masuk akal. Sampai sekarang saya masih suka bingung kenapa ya dulu saya suka diBOMBE rame-rame? haha atau ketika ibu saya mengajak saya duduk di depan rumah sambil melihat bintang. Ketika SMP definisi kebahagiaan itu berganti menjadi ketika saya duduk nongkrong nggak jelas bersama teman-teman saya yang bagi kebanyakan orang terlihat sebagai "trouble maker"atau ketika ibu saya datang menjemput saya pulang dari rumah nenek saya. Ketika SMA definisi kebahagiaan berganti menjadi "melihatnya" melihatnya bermain basket dibawah hujan, melihatnya tertidur di kelas dengan handuk dikepalanya, melihatnya lewat di depan kelas meski tak pernah menyapa, melihatnya tersenyum menerima permen saya. Ah cerita SMA:) atau diwaktu saya mendengar suara ibu saya di telfon. Ketika Kuliah arti kebahagiaan itu sendiri seolah-olah berganti menjadi sesuatu yang bebas. Saya bahagia ketika saya bisa melompat pagar dan keluar. Saya bahagia ketika saya tidak peduli dengan perasaan saya, saya bahagia ketika saya tidak peduli dengan keadaan sekeliling saya atau ketika ibu saya menelfon dan mengatakan "saldo ATM" hingga akhirnya saya tak benar-benar tau apa itu bahagia. Pada dasarnya definisi "bahagia" menurut saya akan selalu berubah mengikuti perjalanan saya. Dan tidak ada yang permanen.