Review album: Mendefiniikan "RED" dalam album cinta Taylor Swift


.

 Seminggu setelah album ini keluar, saya berjanji untuk membuat reviewnya. Tapi janji toh ternyata hanyalah janji yang tidak bisa tertepati karena padatnya kesibukan dan mood yang suka timbul tenggelam. Well, itu tidak menyurutkan niat saya untuk membuatkan review salah satu album favorit saya ini. (yah meski amat sangat terlambat) here we come...



Sebagai penyanyi yang sukses menyabet Grammy, Miss Taylor Alison Swift tak pantas untuk diremehkan. Terbukti dari penjualan albumnya yang mencapai 1. 208 copy hanya seminggu setelah rilis.
"I was Fearless on August 28, 2009. I spoke Now on June 22, 2011. The Beginning of an era.. RED" begitulah para swifter menulis tentang Taylor ini dalam situs resminya.



Cerita dongeng ala TAylor Swift yang berjudul "RED" ini dibuka dengan "State of Grace" sebuah lagu dengan musik pop-rock-retro yang begitu menghentak. Dengan lirik yang dibuat begitu bijaksana, swift melantunkannya dengan penuh semangat. Ini adalah lagu opening terkeran diantara album-album sebelumnya. Berlanjut pada track favorit saya "Red". Miss Taylor mulai menceritakan kisahnya lebih dalam. Intro red ini mengingatkan saya kepada "love Story" yang pernah ia tulis di fearless. She's still country anyway meskipun cuma pada intronya doang yang keliatan. Swift mencoba mendefinisikan cinta dalam berbagai warna. Birunya kehilangan, abu-abunya kerinduan, dan betapa cinta begitu membakar seperti merah. Miss Swift kemudian menurunkan temponya dalam "Treacherous" yang bercerita begitu menakutkannya berjalan dibawah mantra cinta. "I knew you were trouble" yang menjadi salah satu official single melanjutkan cerita miss swift di track berikutnya. Liriknya yang begitu emosional diiringi musik cathy membuat kita ikut merasa "gemas" dengan tokoh dalam lagu tersebut. Konon katanya lagu ini adalah lagu yang ditulis Swift untuk mantannya si Harry. Miss swiftkemudian menurunkan temponya dan menyajikan "All too well" berikutnya kita dibuat dance dengan "22". "I Almost do" adalah lagu yang kemudian membuat kita merasa tenang setelah diajak party. Akhirnya sampailah kita pada first single official yang bikin Swift meroket, "We are never ever getting back together". Dan "Stay, stay, stay" adalah satu-satuinya lagu country yang saya bisa dengar jelas di album ini. Swift kemudian mengajak vokalis Snow Patrol untuk berduat di track "The last time". "Holy Ground" lagu up beat dipersembahkan sebelum "Sad Beautiful Tragic" terlantun. Miss Swift terdengar seperti berpuisi di lagu ini. Track berikutnya adalah "The lucky one" yang menceritakan bagaimana ia begitu bersyukur atas popularitas yang ia dapatkan. Miss Swift kembali membuat duet maut dengan penyanyi grammy asal inggris  si Ed Sheeren. musiknya yang simple dengan lirik yang touchy bikin lagu ini easy listening. "Starlight" adalah track berikutnya yang diperdengarkan oleh Miss Swift. Satu hal yang saya suka dari penulisan lirik adalah sebuah detail yang kadang bisa memmbangkitkan kenangan yang telah mati. Swift melakukannya di track ini. Gr8!! "Begin again" menutup album ini dengan begitu manis. Seperti dessert dalam dinner first date. Manis.






Over all, album "Red" adalah album terbaik sepanjang karirnya. Dibalik kritikan yang terus mengalir padanya, Swift mampu "masih" menjadi dirinya sendiri. Album ini menjadi ajang pembuktian bagi Swift, terbukti dia menulis seluruh materinya sendiri tanpa co. writer. Mengkombinasikan musik pop, rock, retro, blues dan tentunya country dengan begitu menawan. Bekerja sama dengan banyak orang baru, kecuali Nathan Chopman, butch Walker dan Liz Rose yang selalu setia menemaninya dari album-albumnya terdahulu, membuat album Swift kali ini lebih kaya. Swift begitu lihai bercerita dengan melodi-melodinya, membuat kita mengerci cinta membutuhkan kedewasaan. Siapa sangka cewek yang pernah menulis "Dear John" untuk John Mayer ini kemudian memutuskan untuk jatuh cinta dengan "Stranger"



Your Reply

I Am A Dusk Pirate

I Am A Dusk Pirate

Dusk and Summer

Dusk and Summer