The Last page of this story


.

Sehari sebelum "Last Day at Salewangang Farma" ane nonton film Indonesia yang konon katanya punya sejuta Quotes asik. bener aja, saya nemu Quotes yang sedikit Sok sweet tapi ngena. bgini Quotes-nya," Baju. Awalnya dari sepotong kain, berbagai bahan. Terus kita jahit, jadi satu bagian sehingga jadi indah. Sama kayak hidup. Awalnya potongan yang kepisah-pisah; keluarga, masa depan, sahabat. Kalo kita bisa jahit dengan baik, hasilnya pasti indah"


Chapter 1
Dalam kaca mata saya, di dunia ini hanya ada dua pilihan. Meninggalkan dan ditinggalkan. Jika anda tak mau meninggalkan, andalah yang akan ditinggalkan. Saya adalah manusia yang lebih suka meninggalkan dibanding ditinggalkan.Saya benci ditinggalkan. ingatan bodoh, sepi dan berbagai hal lain yang memiju pikiran aneh berlalu lalang. Dan sejauh ini saya masih suka meninggalkan sampai pada suatu bagian yang saya harus mengakui saya benci meninggalkan.

Let me introduce my self. My name is Drakuli, call me Miss Drakuli. i'm stranger and i'm trouble maker.
Atas segala kekacauan yang pernah berlalu, saya terbiasa meninggalkan kekacauan itu disana. terbiasa pergi tanpa permisi, terbiasa menjauh tanpa harus menyentuh dan terbiasa menghilang tanpa meninggalkan jejak. Kali ini Tuhan sedang membawakan mata kuliah unik untuk saya, Sebuah PR yang harus saya kerjakan dan juga renungkan.

Tepat awal bulan January lalu saya dapet pekerjaan di Apotek yang cukup populer di kota kecil tempat saya berdomisisli. Nggak ada angin, nggak ada ujan tiba-tiba aja saya beruntung mendapatkan pekerjaan itu. Yah yang konon katanya banyak orang minat kerja disitu tapi nggak berhasil. Masih ingat dengan jelas gambaran hari itu. Hujan gerimis dan perasaan dumba-dumba galletere  mengirngi kedatangan saya di tempat itu. Di akui atau tidak awal mula ada disitu rasanya pengen lari. Begh.. presure-nya cukup membuat saya suka was-was kalo dateng pagi hari. Beruntung semesta membuat saya bertemu dengan teman-teman yang "keren". Well, teman keren itu bukan teman yang pake baju bermerk, sepatu bermerk, nongkrong di tempat gaul atau punya selera musik hebat. Definisi tentang teman "keren" yang seperti itu sudah saya lempar ke tong sampah sejak saya bertemu mereka. Teman "keren" adalah teman yang bisa menaruh ketulusan tanpa harus mengharapkan imbalan. Seperti mereka yang baru saja saya temui. 
Ada pepatah yang klasik dan cukup populer. " Tak kenal maka tak sayang" dan pendapat tentang "Kebanyakan orang baru menyadari arti sesuatu jika sesuatu itu telah pergi" itu benar.

Kali ini hari terakhir saya datang ke apotek ditemani semilir angin pagi. Dingin. Sejak awal saya selalu berusaha untuk menjaga komitmen bahwa apa yang telah saya putuskan saya akan menjalaninya meski setengah mati harus melakukannya. Dan saya tak berencana untuk membuat puisi perpisahan bodoh yang lebay diiringi tangis mendayu-dayu. faktanay hal-hal yang dilalui dengan alami menyadarkan saya. Saya hanya manusia biasa yang tak pernah luput dari tetek bengek kesalahan, arogansi atau apapun itu. Seperti pada hari-hari sebelumnya, saya melakukan pekerjaan yang biasa saya lakukan. (Eh malah sempet lhoo tidur siang 30 menit di gudang-nya kak Ana) semua biasa-biasa saja, bercanda seperti pada umumnya, melayani pembeli yang kadang berakhir manyun gara-gara tuh pembeli rese-nya minta ampun. Hingga waktu akhirnya hampir berlalu. Sore itu saya memotret beberapa ruang dan menyusurinya. Saya seperti sedang merekam ingatan tentang hal-hal rutinitas yang biasanya saya maki. Yang biasanya saya umpat "membosankan". Rasanya seperti tersengat listrik atau ditampar kabar bahwa pacar saya sudah punya pacar baru sebelum dia memutuskan saya. Weleh-weleh sediiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiih. Kak ana yang kala itu lagi ngambil popok tiba-tiba nyeletuk," peluk memangmi itu dos, nanti murindukanki" tanpa sadar air mata saya meleleh. Rutinitas yang biasa saya maki itu tiba-tiba tak ingin saya buang dan dalam hati saya bergumam "tak ingin pergi"


Dulu, saya selalu menganggap teman itu segalanya. Mereka mengajarkan saya bahagia dan juga taway ang sempurna. Hingga akhirnya satu per satu teman sayamembuat saya pergi meninggalkan mereka. Membuatkan mereka syair umpatan yang khusus saya rancang untuk mereka baca. Semenjak itu saya berjanji tak ingin membuat sebuah hubungan pertemanan yang dalam. Saya hanya akan membuat hubungan biasa-biasa saja. Kali ini saya menepatinya. Dengan komitmen seperti itu saya berangkat memasuki dunia mereka. Seseorang membuat saya belajar membuka fikiran, seseorang lainnya membuat saya belajar mengendalikan keegoisan dan juga emosi hati. Orang lainnya mengajarkan saya bagaimana menjadi dewasa ketika kita sedang tak ingin dewasa. Tempat itu seperti tempat belajar untuk saya, bahwa tak ada manusia yang sempurna. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha untuk melakukan yang terbaik sebisa mereka.


Apotek Salewangang Farma sudah seperti rumah kedua saya. Gimana enggak? separo waktu saya habiskan disana, dan orang-orang disana sudah seperti keluarga bagi saya. Ada Butet Unnie yang sabar dan super bijak, orang yang saya sadari ternyata gokilnya minta ampun dan dia adalah figur kaka yang bener-bener enak dijadikan tempat curhat. Unechan yang konon katanya suka marah-marah tapi sebenenya hatinya itu lembut lhoo. Saya suka ketawa sendiri kalo inget unechan "sigea" sama pembeli. Itu lucunya minta ampun. hahaha. Unnie2 saya yang super sensitif, punya tatapan sadis tapi hobi nangis. hehehe dia adalah guru saya, tempat belajar pelajaran yang dulu suka saya sia-siakan. Kemudian Linda ssshiii. Orang yang bikin saya surprise ketika masuk kerja di apotek itu. Dia mantan temen sekelas ane waktu SMA. Yah mungkin karena umur kita hampir sama, cuma dia yang bisa lepas bercanda tanpa harus takut entar kenapa-kenapa. hahaha

Chapter II
Itu adalah tempat saya belajar mengenali mereka tanpa mereka sadari. Menghafal kebiasaan seseorang tanpa mereka tahu. Dan tempat saya bertemu dan mengingat meskimereka tak mengingat saya.


Bagian dari cerita ini telah saya akhiri dengan akhir seperti ini. "happy ending" nggak harus selalu bersama seperti pada cerita film bukan?? versi Happy ending bagi saya adalah menghasilkan kisah menyenangkan dalam ingatan mereka yang saya tinggalkan. Mengingat selama ini saya tak pernah melakukan hal itu. Well, jika hidup itu adalah rangkaian potongan kain yang disatukan. Maka saya telah kehilangan salah satu potongan tersebut. Terimakasih atas segala canda, tawa dan juga suka yang mereka sajikan dalam teduhnya suasana keluarga. I'll be missing them :)


ini adalah foto-foto yang saya ambil di hari terakhir saya, dan sukses bikin mbrebes.. dan akan saya rindukan tentunyaaaa:(


tukang parkir ilegal yang akan saya rindukang ke rengesekannya

lorong yang saya lewati setiap pagi menuju gudang

tangga tempat saya naik turun ambil popok, makan siang dan sholat

mereka yang selalu membuat saya tertawa

unechaaaaaaaannnnnn!!

kulkas langganan tempat saya ambil minum (tempat ngumpetnya kak ana) hahaha

oh generikuuuuuuuuuuuuuuu!!!

tempat saya sembunyikan barang2, ngumpet makan, dan lari curhat:(

tempat saya sembunyi untuk tidur siang

tempat persembunyian saya tidur siang jugaaaa 














 






















Your Reply

I Am A Dusk Pirate

I Am A Dusk Pirate

Dusk and Summer

Dusk and Summer