my dusk summer is not ur stupid twilight
this is mine not yours
this is mine not yours
Semasa EsEmA saya termasuk orang yang suka mengidolakan seseorang. Dan kala itu lagi heboh2nya film Harry Potter lengkap dengan dunia sihir2nya, bahkan saya sering berkhayal kalo sekolah saya itu adalah Hogwarts. Dimana saya sedang belajar sihir dan tentu saja dalam khayalan saya itu saya adalah penyihir cantik bernama "hermione granger".
dan seperti ababil (ABG labil) pada umumnya yang ingin disebut ababil berkualitas saya nge-faans banget sama Harry Potter *ababil yang berkualitas adalah ababil yang mengikuti tren apapun pada saat itu* dan ceritapun dimulai.. ceng.. ceren.. ceng.. ceng..
Kala itu saya masih duduk di bangku kelas 1 EsEmA. Tingkah sayapun sebenarnya jauh dari kesan "Gaul" dan "populer". yah saya memang seorang siswi biasa yang datang ke sekolah untuk mendengarkan guru saya berceramah. Dengan gaya yang cukup "Freak", muka pas2 an. apa sih yang bisa saya tonjolkan untuk menjadi populer?? Satu2nya hal yang membuat saya populer kala itu adalah orang jawa yang kesasar di sebuah sekolah asing. pastinya dengan aksen bahasa saya yang dibilang "Medok" saya tampak seperti badut yang membuat orang tertawa ketika mendengar saya bicara. Naseb oh naseb:(
Kembali ke dasar cerita ini:
Ya dengan kondisi saya yang "Suck" seperti itu saya cukup tau diri untuk tidak berpolah yang aneh-aneh terutama dalam urusan cinta percintaan. Yah sebagian orang berpendapat kalo Masa EsEmA adalam masa yang tepat untuk berpacaran. dan bagi saya itu jauh!!
sama seperti ketika saya mengidolakan Harry potter, saya cukup pasrah untuk tidak berharap "daniel radcliffe" tiba2 nongol di depan mata saya dan menjadikan saya belahan jiwanya (hoeeek)
Tapiiii Harry Potter itu bener2 ada di sekolah saya kala itu, namanyapun nggak jauh beda dari nama "Daniel Radcliffe" yah meskipun sebenarnya kalo disejajarkan mereka berdua jauh dari kata "Pinang di belah kapak" tapi ada beberapa komponen yang membuat saya entah mengapa menganggap dia seperti "harry Potter"
yayayaya berawal ketika tak sengaja hampir menabraknya kemudian berlanjut dengan bergumam dalam hati, dan kemudian?? silahkan tebak sendiri.
Entahlah seperti kejadian pada sinetron2 tentang abail. yang ketika bertabrakan, tiba2 muncul sebuah ilusi mengagumkan. Gabungan antara kondisi dan persepsi. hasilnya?? silahkan tebak sendiri.
sayang seribu sayang ternyata hal itu tak berlangsung lama karena Sang "Harry Potter" harus pergi ke barat melanjutkan perjalanan mencari kitab suci. Bye Harry potter:(
Jika ada yang pernah membaca teori nge-fans diam2. begitulah teori itu terpraktekkan dalam kisah saya kala itu.
Tahun demi tahun saya lalui dan kisah saya tentang harry Potter itupun terlupakan, terganti dan hilang. Hingga pada suatu hari ada sebuah jejaring sosial yang bernama "Facebook"
dan pertemuan saya dengan Harry potter pun kembali terjadi. Kali ini saya tak perlu sibuk bermalu2 kucing karena toh ini hanya terjadi di dunia maya, dimana segalanya bisa dimanipulasi. Semuanya bisa diatur itulah teori dunia maya.
Semuanya berjalan biasa2 saja. Yah mungkin karena cukup lama jadi perasaan itu memang sudah benar2 hilang entah kemana. Hingga pada suatu hari sesuatu terjadi. Berawal dari keisengan belaka atas komentar saya pada statusnya berbuntut pada kesepakatan bodoh yang hanya berlandaskan iseng2 belaka. Semuanya masih biasa, biasa dan biasa. Kemudian berakhir.
Suatu hari kesepakatan itu kembali. dan kali ini rasanya ada yang janggal.
Ada yang pernah baca teori Raditya dika tentang "Cinta diatas sepotong chatting??"
sepertinya saya ikut termasuk dalam daftar yang pernah terkena teori tersebut. Dan hasilnya saya terjebak antara nyata dan maya. Entahlah, sepertinya perasaan yang sudah hilang itu kembali. membuat bangunan baru yang berisikan ruang2 harapan. harapan untuk membuat cerita Harry Potter tak lagi bermain dalam mimpi. Dan hasilnya saya menyerah pada kepayahan saya menjalin sebuah hubungan. Sesuatu yang berawal dari iseng2 belaka menjadi bumerang yang meluluhlantahkan pertahanan saya (lebayy)
Dimensi kali ini benar2 membuat saya tak berdaya dalam halusinasi yang terlalu membumbung tinggi. Salah satu hal yang membuat saya sadar ketika semuanya harus berakhir adalah "Ketidaksamaan"
Analoginya seperti ini: Ketika anda membaca sebuah buku dan melihat sampul yang menurut anda menarik. Tetapi ketika membacanya anda merasa kebingungan dengan isi buku itu, merasa tak mengerti dengan jalan ceritanya. hal yang paling tepat untuk dilakukan adalah berhenti membaca buku itu. Dan itulah yang ingin saya lakukan saat ini. Tak peduli betapa sukanya anda pada sampul buku itu, betapa kerennay kata2 sinopsisnya tapi bila anda tak mengerti buat apa??
Seperti pada yang lalu2 label itu pernah tertera pada diri saya, menyandang suatu label yang meskipun hanya sebuah label hasil kesepakatan cukup membuat perjalanan saya lebih berwarna, merangkumnya menjadi suatu spoof yang tak akan pernah membuat saya berhenti tertawa mengingat kelucuan dan keindahannya dalam berkomedi. hohoho
and this is my inception:
a new hope. Live is about moving on,, itulah hal yang saya rangkum ketika saya mencoba untuk memperbaikinya tapi tak berhasil. dia memilih untuk melepas ketimbang harus merangkai kembali. dan saya hargai itu sebagai keputusan yang tepat. And Me?? i'm trying to built another building inside.
Let it be..
there will be a better day. right?!
And someday, somewhere I will find what am searching for.